Kami memPerkosakata 2008 (laporan oleh Vivie)

Thursday, April 10, 2008 | Labels: | 1 comments |

Oleh Vivie

Pagi itu saya dan Mbak Ratih sudah sepakat untuk pergi ke acara Perkosakata 2008 bersama. Mbak Ratih dan mobil Karimun merahnya sudah menunggu saya di kawasan Ps. Minggu, mulanya kami berniat langsung menjemput Mbak Ileng beserta donasinya, namun tidak jadi, karena Windry menyuruh kami untuk langsung ke Kuningan saja.

Sesampainya di lokasi, saya dan Mbak Ratih masih sangat mengantuk, kami pun berinisiatif untuk pergi keluar dengan maksud membeli secangkir kopi, untuk doping kami hari ini. Namun lagi-lagi urung kami beranjak keluar, karena dengan baik hatinya Mbak Ghe menyerahkan satu sachet kopi instannya untuk Mbak Ratih, sementara saya sendiri menyeruput kopi milik Mbak Ayu. Beberapa para panitia acara yang lain pun mulai berdatang (Ayas bersama kotak kuenya, Yugi bersama My Bro dan gitarnya, Rangga dan Adi pun menyusul serta tidak ketinggalan Heripurwoko).

Read More...

Moment (kesan) lain di enam april (laporan oleh Nidha - II)

Wednesday, April 9, 2008 | Labels: | 0 comments |

Oleh Nidha a.k.a Chau


Okay..kenapa bagian lantai 2 diriku pisahkan? hyaaa just wanna share lah dengan mereka yang ndak sempat ke lantai 2.

Read More...

Enam April (laporan oleh Nidha)

Tuesday, April 8, 2008 | Labels: | 0 comments |

Oleh Nidha a.k.a Chau

Diriku dua hari ini tepar (7-8 april), rasa remuk tulang, ngantuk, dan capek. Tapi, saat ini diriku sedang tidak ingin bahas rasa gak enak itu semua. Diriku hanya ingin sharing awal mula hadirnya rasa gak enak itu semua. Secara fisik mungkin seperti itu adanya, tapi kepuasan bathin mengalahkan rasa gak enak itu.

Read More...

Hingga Dini Hari (laporan oleh Ayu)

| Labels: | 0 comments |

Oleh Ayu prameswary

Sehari sebelum Perkosakata

Saya terbangun tiba-tiba pada pukul empat pagi. Tanpa bunyi jam weker, atau suara Miki yang mengeong, pun karena dibangunkan seseorang. Mungkin hanya karena saya begitu bersemangat. Tapi langit masih gelap, jadi saya putuskan kembali pada pelukan bantal dan guling.

Dan saya yakin, semangat yang menyebabkan. Karena, setiap satu jam saya selalu terbangun. Akhirnya, pada jam enam pagi, saya putuskan untuk benar-benar bangun dan tidak menghiraukan rayuan bantal dan guling yang seakan memaksa saya kembali pada mereka.

Read More...

Menyiapkan PERKOSAKATA Penuh CINTA (laporan oleh Windry)

| Labels: | 0 comments |

oleh Windry Ramadhina

Jakarta, 5 April 2008

Hari besar itu diawali oleh hal besar: saya bangun pukul empat pagi, saat kucing saya bahkan masih melingkar di ujung selimut. Membawa satu set pakaian ganti, laptop tercinta, video camera dan LCD pinjaman dari Walikota Jakarta Timur, saya meluncur menuju Pondok Indah Square untuk menemui Ratih yang sudah siap dengan Karimun merahnya. Berdua kami menikmati Jakarta dini hari yang segar dan jauh dari kesan Ibukota, menyusuri jalan arteri, Sudirman, hingga Monas dengan kecepatan penuh. Gambir adalah tujuan kami. Moderator acara perkosakata, Kinu, sudah menunggu sejak pukul lima dan, percaya atau tidak, kami nyasar.

Read More...

Saya di PerkosaKata (laporan oleh Dadun)

| Labels: | 0 comments |

Oleh Dadun


Sebuah kerinduan yang kuat memang bisa mengalahkan apa saja. Katakanlah saya hanya seorang anak rumahan yang cukup asing dan ngeri dengan dunia luar, dan semua orang terdekat saya mengetahuinya. Maka, saya harus bisa meyakinkan hati mereka bahwa perjalanan Bandung – Jakarta bukanlah perjalanan lintas negara atau bahkan lintas rimba yang berbahaya, terlebih, saya bukan lagi bayi lelaki yang selalu nyaman mendekap diri di balik selimut merah.

Dan, kerinduan itu akhirnya membawa saya pada sebuah tempat yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, dan bertemu dengan orang-orang yang hanya bisa saya pikirkan sebelumnya. Dalam sebuah agenda, PERKOSAKATA2008.

Read More...