Resensi 'La Preghiera'
Sunday, December 2, 2007 | Labels: resensi, sesi 2 | |Oleh Yonathan Rahardjo
La Preghiera oleh KD
Suatu cerita awal yang bisa dikembangkan lagi menjadi cerita yang lebih kompleks melibatkan konflik-konflik antar tokoh, liku-liku permasalahan yang berkembang, sehingga jalinan cerita tidak mengalir datar namun menjadi penuh kejutan, merangsang emosi, intuisi, membuka pemahaman-pemahaman baru, sebagai suatu tugas dari seni sastra yang termasuk dalam seni humaniora.
La Preghiera oleh KD
Suatu cerita awal yang bisa dikembangkan lagi menjadi cerita yang lebih kompleks melibatkan konflik-konflik antar tokoh, liku-liku permasalahan yang berkembang, sehingga jalinan cerita tidak mengalir datar namun menjadi penuh kejutan, merangsang emosi, intuisi, membuka pemahaman-pemahaman baru, sebagai suatu tugas dari seni sastra yang termasuk dalam seni humaniora.
Sebagai cerita pendek dengan jumlah kata dan karakter terbatas memang sudah mampu memberikan kesan dan nuansa jalinan kisah cukup menarik. Namun akan lebih menarik bila disertai pengembangan-pengembangan seperti diuraikan pada alenia satu.
Pengalaman saya sendiri dalam menulis Novel Lanang yang meraih penghargaan sebagai salah satu pemenang Lomba Novel Dewan Kesenian Jakarta 2006, penulisan seperti cerpen La Preghiera ini merupakan sumber awal atau merupakan tulisan-tulisan sketsa yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi jalinan cerita yang kompleks dalam satu kesatuan novel. Juga untuk mencapai standar cerpen-cerpen koran yang rata-rata membutuhkan jumlah kata/ karakter tertentu, cerpen ini dapat dikembangkan lagi.
Kecuali, kalau memang batasan jumlah kata sebanyak kata/ karakter cerpen diatur sebanyak seperti dalam cerpen ini, cerpen seperti ini sudah dapat memberikan kesan sebagai suatu kilasan kisah. Atau, kalau mau menjadi cerpen jadi, cerpen ini membutuhkan pemilihan kata/ ungkapan yang betul-betul tepat sehingga meski pendek tetap bernas dan dalam, yang artinya: penceritaannya efektif.
Saya memilih cerpen La Preghiera ini dibanding dua cerpen lain yang disodorkan kepada, adalah karena cerpen ini lebih mudah dipahami karena tampak sekali sebagai cerita realis dan penceritaannya lancar. Harapan saya memberikan komentar seperti di atas adalah agar penulis lebih memperkuat pilihan-pilihan katanya, dan bersedia mengembangkan lagi pilihan-pilihan seperti di atas:
Saya tidak memberikan contoh satu per satu dalam tulisan-tulisan yang tertuang dalam cerpen ini, namun penjelasan mendasar berdasar pengalaman dan pemahaman yang saya miliki, kiranya pembaca dan penulis cerpen ini dapat mempertimbangkan masukan ini.
Sehingga, kisah gadis remaja yang punya pemuda remaja pujaan namun masih di angan-angan dalam La Preghiera ini mampu dihadirkan lebih seru.
Pengalaman saya sendiri dalam menulis Novel Lanang yang meraih penghargaan sebagai salah satu pemenang Lomba Novel Dewan Kesenian Jakarta 2006, penulisan seperti cerpen La Preghiera ini merupakan sumber awal atau merupakan tulisan-tulisan sketsa yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi jalinan cerita yang kompleks dalam satu kesatuan novel. Juga untuk mencapai standar cerpen-cerpen koran yang rata-rata membutuhkan jumlah kata/ karakter tertentu, cerpen ini dapat dikembangkan lagi.
Kecuali, kalau memang batasan jumlah kata sebanyak kata/ karakter cerpen diatur sebanyak seperti dalam cerpen ini, cerpen seperti ini sudah dapat memberikan kesan sebagai suatu kilasan kisah. Atau, kalau mau menjadi cerpen jadi, cerpen ini membutuhkan pemilihan kata/ ungkapan yang betul-betul tepat sehingga meski pendek tetap bernas dan dalam, yang artinya: penceritaannya efektif.
Saya memilih cerpen La Preghiera ini dibanding dua cerpen lain yang disodorkan kepada, adalah karena cerpen ini lebih mudah dipahami karena tampak sekali sebagai cerita realis dan penceritaannya lancar. Harapan saya memberikan komentar seperti di atas adalah agar penulis lebih memperkuat pilihan-pilihan katanya, dan bersedia mengembangkan lagi pilihan-pilihan seperti di atas:
- 1. Mau dikembangkan sebagai novel
- 2. Mau menjadi cerpen yang betul-betul pendek dan penceritaannya efektif
- 3. Atau mau menjadi cerita pendek dalam standar umum dengan penceritaan yang lebih konflik.
Saya tidak memberikan contoh satu per satu dalam tulisan-tulisan yang tertuang dalam cerpen ini, namun penjelasan mendasar berdasar pengalaman dan pemahaman yang saya miliki, kiranya pembaca dan penulis cerpen ini dapat mempertimbangkan masukan ini.
Sehingga, kisah gadis remaja yang punya pemuda remaja pujaan namun masih di angan-angan dalam La Preghiera ini mampu dihadirkan lebih seru.